Senin, 22 Oktober 2012

Ibuku, Pahlawanku

“Jadi uang yang kubawa ini dari penjualan cincin Ibu? Tabungan yang dimaksud ibu kemarin, ya cincin Ibu itu?” tanyaku sambil masih menatap matanya yang teduh.
“Iya. Ndak apa-apa. Untuk kamu, Ibu ikhlas. Nanti kalau sudah punya uang, Ibu beli lagi,” katanya enteng. Kulihat keikhlasan yang begitu besar dari tatap matanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar