Aku kaget, laki-laki itu memelukku erat sambil berkata: “Selamat berjuang! Kutitipkan negeri ini padamu!” katanya lirih. Aku tidak mengerti maksud di balik kata-kata Mbah Marjan.
Laki-laki itu menatapku dengan tatapan penuh, lalu mengucapkan sepatah kata sambil mengepalkan tangan kanannya, “Merdeka!”
“Merdeka!” jawabku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar